Senin, 28 Juli 2008

kmu perlu tau nihh





Ulat Sutera


Gemerisik suara ulat sutra (Bombyx mori) yang memakan daun murbei (Morus sp) memenuhi ruangan berukuran 5 meter x 10 meter di Padepokan Dayang Sumbi, Desa Pamoyanan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/5).

Di tempat itu hidup ribuan ulat sutra dengan usia bervariasi, yang dikembangbiakkan untuk menghasilkan serat sutra.

Ulat sutra yang dikembangbiakkan di tempat tersebut adalah ulat sutra ras Jepang. Ciri ulat itu antara lain memiliki dua tanda setengah lingkaran di bagian atas tubuh menyerupai tato pada tubuh manusia.

Ulat sutra selama hidupnya mengalami metamorfosis sempurna. Fase hidup ulat sutra dimulai dari telur, ulat (larva), kepompong (pupa), dan kupu-kupu. Telur ulat sutra pertama kali akan menetas menjadi ulat kecil yang memiliki panjang sekitar 3 milimeter. Ulat tersebut memakan daun murbei selama tiga hari, tidur, dan berganti kulit.

Selama hidupnya, ulat sutra berganti kulit empat kali dan melalui lima periode makan yang disebut instar. Peralihan dari satu instar ke instar lain ditandai dengan berhentinya makan, tidur, dan pergantian kulit pada tubuh ulat sutra.
Setelah mencapai instar 5, ulat sutra akan berhenti makan dan mulai membuat kepompong

selama 2-3 hari. Pada tahap ini, ulat akan membentuk kepompong (kokon). Fase kokon sebagai tahap akhir proses metamorfosis lamanya 11 hari. Kupu yang keluar dari kokon akan melakukan perkawinan dan regenerasi.
Serat dapat dipanen saat ulat sutra masih berbentuk pupa di dalam kepompong. Sebelum serat sutra dapat ditarik dari dalam kepompong, kepompong harus direbus dalam air panas selama sekitar 10 menit untuk mematikan pupa dan menghilangkan zat perekat. Serat sutra itulah yang selanjutnya dipilin menjadi benang.

Benang sutra dapat ditenun menjadi kain yang hingga saat ini tetap menjadi primadona bahan busana. Selain itu, kepompong ulat sutra juga dimanfaatkan untuk berbagai hiasan berbentuk bunga ataupun aksesori busana. (www.kompas.com)

Senin, 21 Juli 2008

kucing...

TOXOPLASMOSIS

Toxoplasmosis adalah suatu gejala penyakit yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii.
Penyakit ini sangat ditakuti karena bisa menular ke manusia. Pada ibu yang sedang hamil bisa menyebabkan cacat janin dan keguguran.

Gejalanya adalah demam, kurang darah, pernapasan sesak, dan berak darah. Namun, beberapa kasus malah tidak menampakkan gejala parah.
Faktor stres sangat berperan pada kucing untuk timbulnya penyakit ini. proses penularan bakteri ini yaitu melalui makanan kotor yang dikonsumsi oleh kucing.

Selain itu, juga dari kotoran kucing atau tikus yang telah membusuk, lalu ditularkan oleh kucing yang menyentuh kotoran tersebut dan terbawa medianya kepada manusia.

Jangan memberikan pakan kepada kucing berupa daging yang tidak jelas sumber dan kualitasnya serta tidak dimasak hingga matang. Menjaga kebersihan adalah kunci utama dari pencegahan terhadap semua penyakit. Perlengkapan makan, minum, atau alat lain segera dicuci bila selesai digunakan. Kucing dipelihara dengan baik agar tidak mudah tertular penyakit.

Global Warming !!!!!

Beting Es Antartika Pecah


Satelit Envisat milik badan antariksa Eropa merekam pecahnya beting es Antartika di Kutub Selatan, akhir Mei lalu. Ini adalah rekaman peristiwa kedua tahun ini dan rekaman pertama pecahnya lapisan es dalam ukuran besar di musim dingin.

Retakan terjadi pada 30-31 Mei 2008 di beting es Wilkins yang menghubungkan pulau es Charcot dan Latedy. Wilkins adalah pulau es raksasa di kawasan Semenanjung Antartika yang berada di sebelah selatan Amerika Selatan. Luas es yang pecah di kawasan tersebut mencapai 160 kilometer persegi.

Luas es yang pecah kali ini masih lebih kecil daripada peristiwa sebelumnya, yang terjadi pada Februari 2008 seluas 400 kilometer persegi. Namun, kejadian kali ini mengejutkan karena terjadi pada musim dingin. Selain itu, para ilmuwan yang memonitor khawatir kejadian tersebut masih belum berhenti.

"Lapisan yang tersisa melengkung di bagian permukaannya sehingga ada kemungkinan pecah lagi dalam beberapa hari ke depan," demikian pernyataan Matthias Braun dari Universitas Bonn dan Angelika Humbert dari Universitas Munster Jerman. Pemantauan tersebut merupakan bagian dari program global antarnegara bernama International Polar Year (IPY) 2007-2008.

Semenanjung Antartika menghadapi kenaikan suhu paling tinggi dibandingkan kawasan lain di Kutub Selatan. Dalam 50 tahun terakhir, suhu rata-rata di kawasan tersebut naik 2,5 derajat Celcius.

Sebagai dampaknya, tujuh beting es di kawasan tersebut pecah sepanjang 20 tahun terakhir. Peristiwa terbesar terjadi tahun 2002 di beting es Larsen B dan pecahannya mengapung ke lautan lepas. (www.kompas.com)

Global Warming !!!!!


Es di Kutub Utara mule m'cair nihhhh..


Kenaikan suhu di kawasan Arktik, kutub utara, menyebabkan pencairan es yang semakin cepat dan meluas. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, wilayah kutub utara mungkin tanpa es pada musim panas tahun ini.

"Kami memprediksi tahun ini kawasan kutub utara mungkin bebas dari es untuk pertama kalinya," ujar David Barber, peneliti dari Universitas Manitoba, yang tengah melakukan ekspedisi dengan kapal pemecah es Kanada, CCGS Amundsen.

Pendapat Barber didukung pengamatan langsung dan citra satelit. Data menunjukkan, sebagian besar es di sana merupakan lapisan muda yang berusia kurang dari setahun. Lapisan tersebut terbentuk sepanjang musim dingin.

Es muda sangat rapuh dan berisiko mencair pada musim panas lebih tinggi dari es abadi yang terbentuk sejak bertahun-tahun. Kenaikan suhu juga berisiko mencairkan lapisan es yang lebih tebal meskipun ada peluang bertahan pada musim panas tahun ini.

Perkiraan ini lebih cepat daripada prediksi selama ini. Pada model iklim sebelumnya, kawasan es Arktik diprediksi baru bebas es untuk pertama kalinya pada tahun 2013-2030. Hal tersebut menunjukkan ancaman pemanasan global datang lebih cepat. "Kita kehilangan 65 persen lapisan es di belahan utara dalam setahun," ujar Barber. Rekor pencairan yang dirasakan tahun lalu, menurut para ilmuwan, disebabkan kombinasi arus hangat, angin kering, dan sinar matahari yang terik. Kombinasi yang merusak itu belum tentu terjadi tahun ini, namun dampaknya sudah mulai terlihat.

Kawasan yang mencair sebenarnya segera tertutup kembali lapisan es karena musim dingin yang juga ekstrem. Namun, lapisan es yang terbentuk terlalu tipis sehingga rentan pecah dan mencair. (www.kompas.com)